Dulu, di negeri kita, kaum wanita terikat oleh tatanan etik dan moral yang kuat. Contoh, kalau ada anak wanita usia SMP belum bisa mencuci baju sendiri, belum bisa nyetrika, tidak cakap beres-beres rumah, tidak pintar memasak, tidak sayang dengan bocah-bocah kecil…orangtuanya (terutama ibunya) akan sangat cemas. “Kenapa nih anak? Sudah mau kawin, tapi masih juga tidak bisa ngurus rumah?” Nah, itu sebuah contoh mudah.
Kaum wanita modern kehilangan begitu besar potensi kehidupan mereka. Tiada tampak kesegaran spirit, tetapi kelayuan…
Tapi di masa sekarang, terutama setelah Reformasi 1998, terjadi transformasi kultural yang sangat ekstrem. Seruan kebebasan bukan hanya beredar di dunia politik dan informasi; tetapi dalam kultur keseharian kaum wanita juga amat sangat berubah. Tata nilai dan standar etik kewanitaan (taruhlah dalam konteks keindonesiaan) berubah sangat tajam.
Beberapa contoh riil bisa disebutkan…
Dulu kaum wanita muda merasa takut untuk keluar rumah malam-malam. Tetapi saat ini, batasan malam itu sudah tidak jelas bagi mereka. Banyak wanita sampai jam 11 malam masih ngider-ngider di tengah kota.
Dulu memakai pakaian seksi, ketat, membentuk badan, memakai rok mini, celana pendek, dll. Dianggap tabu dan memalukan. Tetapi saat ini ia menjadi kebanggaan. Banyak wanita muda masa kini “stress” kalau tidak bisa berseksi-seksi ria di depan umum.
Continue Reading
-3.668799
119.974053