AKAL

Kekayaan yang paling besar adalah akal. Kecerdasan tampak melalui pergaulan, sedangkan kejahatan seseorang diketahui ketika ia berkuasa. Akal adalah raja dan tabiat adalah rakyatnya. Akal lebih diutamakan daripada hawa nafsu, karena akal menjadikanmu pemilik zaman, sedangkan hawa nafsu memperbudakmu untuk zaman. Makanan pokok akal adalah hikmah.

Duduklah dengan orang bijak, sebab akal bertemu dengan akal. Pertalian yang paling berharga adalah akal yang berpasangan dengan kemujuran. Jika Allah hendak menghilangkan nikmat dari seorang hamba-Nya maka yang pertama kali diubah dari hamba-Nya adalah akalnya.

Akal adalah naluri sedangkan yang mengasuhnya adalah berbagai pengalaman. Akal adalah buah pikiran dan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui. Ruh adalah kehidupan jasmani, sedangkan akal adalah kehidupan ruh. Rasululullah Saw adalah juru terjemah dari akalmu. Orang berakal jika berbicara dengan suatu kalimat maka ikut bersamanya hikmah dan nasehat.

Orang yang paling bijak dan yang paling sempurna keutamaannya adalah orang yang mengisi hari-harinya dengan perdamaian dan memandang masa dengan kebaikan. Orang yang berakal harus berada pada salah satu kondisi yaitu berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk mencari dunia atau berada dalam cita-cita yang paling tinggi untuk meninggalkannya.

Tidaklah layak bagi seorang yang berakal untuk menuntut ketaatan orang lain terhadap dirinya, sementara ketaatan pada dirinya sendiri ditolaknya. Orang yang berakal adalah orang yang mencurigai pendapatnya sendiri dan tidak mempercayai apa yang dipandang baik oleh dirinya, jika benar perkataannya maka ia adalah obat dan bila perkataannya salah ia adalah penyakit.

Orang yang berakal akan bersikap tenang sampai kesialan itu hilang dengan sendirinya, sebab menghindari mudharat sebelum habis waktunya hanya akan menambah kesialan. Permusuhan orang-orang pintar adalah permusuhan yang paling berat dan paling berbahaya, karena didahului dengan hujjah dan peringatan, setelah itu tidak ada lagi perdamaian bagi keduanya.

Celaan orang berakal lebih berat daripada hukuman seorang penguasa. Permulaan pendapat orang berakal adalah akhir pendapat orang bodoh. Bagi orang berakal, hidup dalam kesulitan bersama orang-orang berakal lebih disukai daripada hidup dalam kelapangan dengan orang-orang bodoh. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya [10:Yunus:100]

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui [02:Al Baqarah:268]

Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan [05:Al Maaidah:100]

Ruku’-lah beserta orang-orang yang ruku’ [02:Al Baqarah:43]

Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (*)Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung [02:Al Baqarah:4~5]

Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu? [06:Al An’aam:46]

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah [03:Al Imran:164]

Berilah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka [04:An Nisaa’:63]

Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhoan Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya [02:Al Baqarah:207]

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan [04:An Nisaa’:125]

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri [02:Al Baqarah:44]

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang di iringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima) [02:Al Baqarah:263]

Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(*)(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, `Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun` (Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali) [02:Al Baqarah:155~156]

Sebahagian besar ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran [02:Al Baqarah:109]

Janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim [49:Al Hujuraat:11]

Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan: `Sesungguhnya saya bertaubat sekarang` dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka didalam kekafiran [04:An Nisaa’:18]

Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun dan (begitu pula) tidak diterima syafa’at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong [02:Al Baqarah:48]

Rasulullah Saw bersabda: Aisyah berkata: Wahai Rasulullah dengan apakah manusia mendapat keutamaan di dunia?`, Beliau bersabda: `Dengan akal`. Aisyah bertanya: `Dan di akhirat?`. Beliau bersabda: `Dengan akal`. Aisyah bertanya: `Tidakkah mereka dibalas dengan amal mereka?`. Beliau bersabda: `Hai Aisyah, apakah mereka beramal kecuali dengan kadar akal yang diberikan Allah Azza wa  Jalla  kepada  mereka,  maka dengan kadar akal yang diberikan kepada mereka amal mereka itu ada, dan dengan kadar apa yang mereka amalkan, mereka dibalas` [HR. Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling pandai?`, lalu Beliau bersabda: `Orang yang berakal`. Mereka bertanya: `Bukankah orang yang berakal itu orang yang sempurna kepribadiannya, jelas kefasihannya, murah telapak tangannya (dermawan) dan besar kedudukannya?`. Beliau bersabda: `Jika seluruhnya demikian, niscaya kesenangan dunia dan akhirat itu tidak bagi orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya orang yang berakal adalah orang yang bertakwa, meskipun ia di dunia hina dan rendah` [HR. Ibnul Mahbar]

Rasulullah Saw bersabda: Bagi tiap-tiap sesuatu ada tiangnya, sedangkan tiang orang yang beriman itu adalah akalnya. Maka menurut kadar akalnya ibadahnya itu ada. Tidakkah kamu mendengar perkataan orang-orang yang zalim didalam Neraka: `Seandainya kami mendengar atau kami berpikir niscaya kami tidak menjadi penghuni Sa’ir (neraka)’ [HR. Ibnul Mahbar]

Rasulullah Saw bersabda: Janganlah kalian menjadi orang bodoh yang mengatakan, jika manusia berbuat baik padaku maka akupun berbuat  baik padanya,  jika  mereka  berbuat  zalim  maka kamipun akan zalim kepada mereka. Akan tetapi pandaikanlah diri kalian, dimana jika manusia berbuat baik maka berbuat baiklah pada mereka dan jika mereka berbuat zalim maka janganlah kamu berbuat zalim kepada mereka [HR.Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang bertambah ilmunya, namun tidak bertambah petunjuknya, maka ia tidak bertambah kepada Allah kecuali jauhnya [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Aku diberikan enam kelebihan berbanding Nabi Nabi lain. Aku diberi kata-kata yang ringkas tetapi mengandung arti yang banyak yaitu Al-Qur’an dan Hadits, Aku diberi pertolongan dengan cara dapat menakutkan musuh, dihalalkan bagiku harta rampasan perang dan dijadikan kepadaku bumi yang suci sebagai tempat sujud. Aku juga diutus kepada seluruh makhluk dan aku adalah sebagai penutup bagi seluruh para Nabi yaitu Nabi yang terakhir diutus [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Hamba yang paling dicintai oleh-Nya adalah hamba yang paling banyak nasehatnya terhadap hamba-hamba Allah lainnya [HR. Al Khatib]

Rasulullah Saw bersabda: Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan dan ilmu, maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan harta benda [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Seseorang yang mengajarkan ilmu (agama) lalu diajarnya memanfaatkan (mengamalkan) ilmunya, sedang dia sendiri tidak mengamalkannya [HR. Ibnu Asakir]

Rasulullah Saw bersabda: Seorang mukmin yang paling utama Islam-nya, ialah terselamatnya orang-orang muslim lainnya

dari lisan dan tangannya, orang mukmin yang paling utama iman-nya, ialah yang paling baik akhlaknya [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Perbanyaklah berbuat baik agar orang-orang mendoakan kebaikan untukmu, karena sesungguhnya seorang hamba itu tidak mengetahui melalui lisan siapakah doanya dikabulkan atau ia diberi rahmat [HR. Al Khatib]

Rasulullah Saw bersabda: Permudah dan jangan menyusahkan,   tenanglah   dan   jangan    menakut-nakuti [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Banyak orang jahil yang rajin beribadah dan banyak pula orang alim yang durhaka, karena itu hati-hatilah kalian terhadap orang-orang jahil yang ahli ibadah dan orang-orang durhaka yang menjadi ulama [HR. Ad Dailami]

Rasulullah Saw bersabda: Tahanlah lisanmu dan tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka karena muka mereka atau karena hidung mereka, tetapi karena ucapan mereka [HR. Abu Hurairah ra]

Rasulullah Saw bersabda: Takutlah kalian pada firasat orang yang benar-benar beriman, karena sesungguhnya dia melihat dengan cahaya Allah [HR. Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Pembelaan orang mukmin kepada Tuhannya terhadap saudara-saudara mereka yang dimasukkan ke Neraka, lebih seru daripada pembelaan salah seorang dari kalian terhadap kebenaran di dunia ini dan mereka berkata: `Wahai Tuhan kami, saudara kami yang dahulu shalat bersama-sama kami, berpuasa bersama-sama kami, pergi haji bersama-sama kami, sekarang engkau masukkan ke Neraka`, maka Allah SWT berfirman: `Pergilah kalian dan keluarkanlah siapa diantara mereka yang kalian kenal` [HR. An Nasa’i]

Orang yang teguh hatinya dan menjalani kehidupan ini dengan kepastian tanpa kesembronoan, ia akan selalu mengambil sikap melihat dan menimbang supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari. Jika hasil yang dicapai sesuai dengan keinginannya maka ia memuji Allah dan berterima kasih kepada-Nya. Dan jika yang terjadi tidak seperti yang diharapkan maka ia akan mengatakan `Allah telah mentakdirkan demikian, dan apa yang Allah kehendaki akan Dia lakukan` dengan hati yang lapang, dan tanpa kesedihan.

Orang yang berakal mengetahui bahwa kehidupan di dunia berhubungan erat dengan kehidupan akhirat nanti, yang merupakan kehidupan yang satu. Yang ghaib, yang tampak, dunia dan akhirat, kini dan esok sebenarnya satu. Ada yang mencari keabadian di dunia dengan menumpuk harta sebanyak-banyaknya, dan melekatkan kehidupan dunia kepada hatinya. Tiba-tiba ia mati, semua obsesi, angan-angan, dan cita-citanya hanya menumpuk dalam dosa. `Tidak ada cara yang bisa dilakukan oleh manusia sebagai tempat pelarian untuk bersembunyi dari pikiran`, Salah satu cara untuk menajamkan pikiran dan mengontrolnya adalah melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan bermanfaat. Karena orang-orang yang membiarkan akalnya tidak bekerja, maka pikirannya hanya akan di isi oleh khayalan, angan-angan kosong, dan perilaku buruk lainnya. `Kita selalu memikirkan apa yang tidak kita miliki, dan tidak bersyukur kepada Tuhan atas apa yang sudah kita miliki. Kita selalu melihat sisi gelap dan yang mengerikan dalam kehidupan kita. Kita selalu bersedih atas kekurangan yang kita miliki dan tidak pernah bahagia dengan apa yang ada pada diri kita`. (`Aidh Al-Qarni)

Allah menerangi alam ini dengan cahaya makhluk-Nya. Cahaya akal akan memperlihatkan kepadamu kedekatanmu dengan Allah. Cahaya ilmu akan memperlihatkan kepadamu akan ketiadaan dirimu dihadapan Allah. Cahaya Allah dapat memperlihatkan kepadamu wujud Allah, karena Allah menerangi hati makhluk-Nya dengan cahaya sifat-sifat-Nya. (Pustaka)

Segala sesuatu yang gagal dalam perencanaan dan kemudian dipaksakan, maka sama dengan merencanakan kegagalan. Jerih payah atau kesibukan tanpa perencanaan yang matang dan tanpa evaluasi yang maksimal hanya mendatangkan kekecewaan, kerugian waktu, tenaga, biaya dan juga perasaan. Apapun yang kita lihat dari seisi alam ini adalah pelajaran dari Allah, agar kita meraih hikmah-hikmah tentang kehidupan. Bagi orang yang  berakal mereka akan semakin kaya dengan ilmu, kaya wawasan dan kaya oleh kematangan pribadi sehingga  berkurang pula perbuatan-perbuatan yang akan berakhir dengan kekecewaan. (Pustaka)

Sehari-hari manusia bergulat dengan kehidupan, tetapi hanya sedikit manusia yang mampu memaknai kehidupan itu sendiri karena mereka tidak sanggup melihat tanda-tanda kekuasaan Allah di bumi ini, kemudian mereka menjadi pongah di hadapan-Nya. Karena miskinnya manusia dari makna kehidupan maka miskin pula bekal manusia dikehidupan yang kekal. Patuhilah Allah dan Rasul-Nya, karena Al-Qur’an adalah cahaya dalam kegelapan, peringatan yang bijak, jalan yang lurus dan  As-Sunnah adalah petunjuk yang terbaik. (Pustaka)

Tidak ada kekayaan yang melebihi akal, dan tidak ada kemelaratan yang melebihi kebodohan. Tidak ada benteng yang melebihi musyawarah. Orang yang sempurna akalnya adalah orang yang sedikit bicaranya. Lidah orang yang ber-akal berada di belakang hatinya, sementara lidah orang bodoh ada didepan hatinya. Apa yang disembunyikan orang dalam hatinya akan tampak pada lidah dan wajahnya dan janganlah malu mengatakan `Saya Belum Tahu` apabila sesuatu yang ditanyakan belum dalam pengetahuan, karena manusia selalu menentang apa yang tidak diketahuinya. (Pustaka)

Tinggalkan komentar