KETAMAKAN

Orang yang dermawan tidak dapat dilunakkan oleh ke kerasan, tidak berlaku kasar jika ia kaya, mereka tahu bahwa kedermawanan adalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada-Nya dan kedermawanan lebih baik daripada kekerabatan. Orang dermawan akan ramah jika di perlakukan dengan ramah, sementara orang kikir akan bertindak keras jika diperlakukan dengan ramah.

Orang kikir tidak cocok dengan siapapun dan ia tidak akan lurus kecuali karena takut akan adanya kebutuhan. Jika kebutuhannya terpenuhi maka ia akan kembali kepada sifat awalnya. Jangan memuji anak kecil karena kedermawanan, karena sesungguhnya ia memberi karena kelemahannya.

Orang dermawan sama sekali tidak pernah menyelidiki secara mendalam. Jika meminta suatu kebutuhan kepada seorang dermawan, biarkan ia berpikir karena ia berpikir dalam kebaikan.

Orang yang mulia dapat ridho dengan perkataan, orang yang tercela dibujuk dengan harta, dan orang yang hina diajak berdamai dengan hal yang hina. Barangsiapa yang memberi uang seribu dan kikir dengan sepiring makanan, maka bukanlah ia seorang yang dermawan.

Kekikiran lebih berbahaya terhadap manusia daripada kefakiran, sebab jika orang fakir mendapat harta ia menjadi kaya, sedangkan orang kikir tidak pernah merasa kaya walaupun bertambah hartanya. Jangan berkawan dengan orang kikir karena ia akan menghindar jika kawannya sedang membutuhkannya. Kekikiran dapat menumpahkan darah, memutuskan tali kekeluargaan dan telah binasa orang-orang kikir yang terdahulu.

Ketamakan adalah budak yang abadi, tanda kefakiran, sumber perselisihan, penyebab pelaku bergelimang dosa, penghimpun segala aib dan tidak akan menambah keberuntungan. Balaslah ketamakan dengan Qana’ah (merasa puas dengan rezeki yang dikaruniakan-Nya), sebagaimana membalas musuh dengan pembalasan yang sepadan. Banyak sekali harapan yang mengecewakan dan ketamakan yang mendustakan, maka jauhilah kendaraan tamak yang selalu meng guncangkan. (Ali bin Abi Thalib r.a)

2 comments on “KETAMAKAN

Tinggalkan komentar